Selasa, 26 April 2011

PAHALA MEMULIAKAN AL-QUR'AN


 Apakah Al-Qur’an itu?
@ Al-Qur’an adalah kitab suci bgi umat Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril.kitab Al-Qur’an kesucian dan keasliannya tetap terjaga sampai hari kiamat. Orang yang membaca Al-Qur’an selain mendapat pahala ia juga akan mendapat syafa’at dari Qur’an itu sendiri.

KEISTIMEWAAN BAGI PEMBACA AL-QUR’AN
 Apakah keistimewaan orang yang sering membaca Al-Qur’an?
@ Abu Hurairah r.a. berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Barang siapa berharap bias bertemu dengan Allah, maka hendaklah menghormati keluarga Allah. “Seseorang bertanya: “Ya Rasul, apakah Allah SWT mempunyai keluarga?”Ya Rasul?”. Tanya orang itu. Beliau lantas menjawab : “Ya”. “siapa mereka itu, ya Rasul?”. Tanya orang itu. Beliau lantas menjawab : Keluarga Allah didunia ialah mereka yang membaca Al-Qur’an, ketahuilah barang siapa menghormati mereka, maka dia dihormati Allah dan di beri surge. Barang siapa menghina mereka, maka dia dihina-kan Allah lalu dimasukan kedalam neraka. Hai Abu Hurairah, tidak seorang pun disisi Allah yang lebih mulia dari pada penghafal Al-Qur’an . ketahuilah sesungguhnya penghafal Al-Qur’an disisi Allah adalah lebih mulia dari pada siapapun, selain para Nabi”.

Abdullah bin mas’ud r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa membaca satu huruf dari koitab Allah, maka ia memperoleh satu kebaikan karenanya. Sedang kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan, Alif Lam Mim itu satu huruf, tapi aku katakan, Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf’.

Abu Sa’id Al-khudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Allah yang maha suci lagi maha tinggi berfirman : “Barang siapa disibukan oleh Al-Qur’an dari mengingat aku dan meminta kepada ku, maka aku beri dia sebaik-baik yang aku berikan kepada mereka yang meminta. Sedang kelebihan kalam Allah atas semua perkataan yang lain, adalah seperti kelebihan Allah atas semua makhluk-Nya”.

Abu Umamah berkata: Aku mendengar RasulullahSAW bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberi syafa’atkepada para pembacanya.

Jumat, 15 April 2011

BESARNYA DOSA FITNAH

May 31, 2010

“Yang banyak mencela,yang kian ke mari menghamburkan fitnah”

( Q.S AL QALAM [68] :11 )

Salah satu penyakit lisan yang berbahaya dan harus diwaspadai adalah fitnah.Dalam terminologi syar’i, fitnah disebut dengan An Namimah.Yaitu menyebarkan-nyebarkan berita di antara manusia untuk memburuk-burukan seseorang dan menanamkan permusuhan,kebencian dan kedengkian.Menyebarkan isu dan gossip termasuk dalam katagori fitnah.Ia merupakan akhlak tercela yang membuat dua orang teman akrab menjadi bermusuhan, memporakporandakan hubungan sepasang suami istri dan menjadikan dua orang bersaudara seperti orang asing yang tak salingh kenal.Pemfitnah itu bak lalat yang menyebarkan bakteri penyakit kemana-mana.

Asbab Nuzul Ayat

Ayat diatas merupakan petikat sifat orang yang memusuhi da’wah Rasulullah saw dan para sahabatnya,yang dilarang oleh Allah swt untuk diikuti.Lebih lengkapnya, Allah swt berfirman, “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela,yang kian ke mari menghambur fitnah,yang sangat enggan berbuat baik,yang melampaui batas lagi banyak dosa,yang kaku kasar,selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak” (Q.S QALAM [68]: 10-14 ).

Para mufassir berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dalam ayat tersebut.Ada yang berpendapat,bahwa orang tersebut adalah Al Akhnas bin Syariq Ats Tsaqafi,rekan Bani Zahrah.Pendapat lain mengatakan,ayat diatas turun untuk Al Aswad bin Abd Yaghuts Az Zuhri. Tapi yang mashyur,bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah Al Walid bin Al Mughirah (Lihat:tafsir Ibnu Jarir XII/184 dan 186, Tafsir Ibnu Katsir V/124-125 dan Tafsir Al Munir XXIX/50-51 ).

Tidak terlalu penting bagi kita persisnya siapa yang dimaksud ayat diatas.Yang penting,bahwa mereka bertiga,dan terutama Al Wahid bin Al Mughirah,adalah orang-orang yang berada di garda terdepan dalam menyebar fitnah. Mereka memiliki track record terburuk dalam mebuat maker terhadap Rasulullah saw dan orang-orang yang beriman.Mereka selalu menghadang arus da’wah dan menghalangi semua program dan aktivitas di jalan Allah.Dan mengingat relevansi Al-Quran untuk semua zaman dan makan (tempat),maka ancaman bagi mereka tentu juga berlaku siapa saja yang memusuhi dan memerangi da’wah dan aktivis da’wah dimana saja dan kapan saja.

Ancaman bagi Penyebar Fitnah

Sesungguhnya fitnah adalah perbuatan yang sangat kejam.Wal fitnatu asyaddu mina’l qatl,dan fitnah itu lebih kejam dan lebih besar bahaynya dari pembunuhan.Demikian penegasan Allah swt dalam QS Al Baqarah (2) ayat 191.

Sebab,pengaruh fitnah sangat besar dan dampaknya sangat luas.Jika gelombang tsunami memporakporandakan satu wilayah provinsi. Maka, fitnah dapat membuat gempar seluruh pelosok negeri.Bahkan dunia pun bisa digoyang dengan fitnah,jika melihat kecanggihan teknologi saat ini.

Contoh paling akurat adalah fitnah yang dihembuskan secara sistemis dan terencana oleh pemerintah Amerika di bawah kepemimpinan George W Bush terhadap rakyat Irak;yaitu bahwa pemerintah Irak memiliki senjata nuklir yang berbahaya.Miliyaran dolar Amerika menguap percuma untuk mendukung fitnah ini.Jutaan barel minyak dirampas dari negeri islam ini.Ratusan pendudk muslim Irak terbunuh dan ribuan tentara Amerika dan sekutu menjadi ,tumbal’ korban fitnah ini.Dunia gonjang ganjing oleh fitnah ini,rakyat Irak sampai detik ini masih menderita.Perang saudara pun meletus tersulut oleh fitnah ini.Barangkali inilah fitnah terbesar abad ini yang menghabiskan biaya termahal dan menelan korban terbanyak.

Karena itu, pantaslah jika penyebar fitnah diancam dengan berbagai macan ancaman, di antaranya:

1.Diberi gelar “Manusia Terburuk”

Karena sering memburuk-burukan orang lain, maka penyebar fitnah diberi gelar oleh Rasulullah saw dengan seburuk-buruk manusia.Beliau bersabda,”Inginkah kalian aku beritahukan mansia terburuk diantara kalian?” Para sahabat menjawab:Ya. Beliau saw bersebda,”Yaitu orang-orang yang ke sana ke mari menyebar fitnah,yang memecah belah di antara orang yang saling mencintai dan meniupkan aib kepada orang-orang yang tidak berdosa/bersalah”. (HR Ahmad).

2.Disiksa di alam kubur

Suatu ketika Rasulullah saw melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda “Sesungguhnya keduanya saat ini sedang disiksa,dan keduanya tidak disiksa karena melakukan dosa besar.Adapun salah seorang dari keduanya , dulunya berjalan (kesana kemari) menghambur fitnah. Sedangkan yang satunya tidak bersih selesai kencing.” (HR Bukhori dan muslim).

Bagi kebanyakan orang ,kedua perbuatan tersebut dianggap sepele.Tapi,ternyata dapat membuat pelakunya sengsara dialam kubur.

3.Tidak akan masuk surga

Sungguh merana dan sengsara sekali orang yang suka menyebar fitnah,gosip dan isu.Sebab,ia diharamkan menikmati berbagai macam kenikmatan abadi di surge. Nabi SAW bersabda,”Tidak akan masuk surga Nammaam ( orang yang suka menyebar fitnah )” (HR Bukhari dan Muslim).

KIAN MENEPIS FITNAH

Ada beberapa motivasi orang menyebarkan fitnah.Diantaranya,ia mengingikan keburukan bagi obyek berita/informasinya.Atau sekedar iseng dan sengaja berbuat berbuat batil dengan fitnah itu.

Maka,ketika kita mendengar atau menerima suatu berita yang memfitnah ,kita wajib menepisnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Jangan percaya dengan penyebar fitnah,sebab ia adalah fasik sebagaimana firman Allah swt, “Hai orang-orang yang beriman,jika dating kepadamu orang fasik membawa suatu berita,maka periksalah dengan teliti,agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui..” (QS Al Hujuraat [49] :6 ).
2. Nasehatilah dia dan sampaikan kepadanya bahwa perbuatannnya itu jahat dan kejam.
3. Bencilah ia karna Allah karena ia dibenci disisi Allah.
4. Jangan cepat berburuk sangka terhadap saudara kita atau orang yang menjadi obyek fitnah karena ini pertanda iman.Allah swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa..” (QS Al Hujuraat : 12 ).
5. Jangan sampai apa yang diceritakan kepada kita membawa kita untuk tajassus (mencari-cari kesalahan) orang lain,karena Allah melarang hal ini, “ Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” ( QS Al Hujuraat : 12 ).
6. Jangan ridho larangan kita kepada pelaku fitnah itu terjadi kepada kita.Maka,jangan sampai kita menceritakan fitnah itu kepada orang lain sehingga kita pun akhirnya terjebak pada dosa yang sama.
7. Hendaknya kita selalu memikirkan setiap dampak dari ucapan sehingga tidak mengatakan kecuali baik.Dari sini kita bisa membenarkan ungkapan bahwa diam itu adalah emas.Sebab, Nabi saw juga telah menegaskan hal ini dalam sabdanya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya ia mengatakan yang baik atau hendaknya ia diam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Posted by fenni14

Senin, 04 April 2011

Detik detik MENYAMBUT KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Published on February 1, 2011 in Bulan Mawlid / Rabiul Awal and Artikel Islam.

http://shohifah.files.wordpress.com/2010/04/cinta-rasul.jpgDiriwayatkan dari Imam Shihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-syafi’i di dalam kitabnya “An-ni’matul Kubraa’alal Aalam” di halaman 61.

Telah disebutkan bahwa sesungguhnya pada bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah (Rabiul Awwal) saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw sudah semakin mendekati, Allah swt semakin melimpahkan bermacam anugerahNya kepada keada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Rabiul Awwal malam kelahiran Al-Musthofa Muhammad saw.

Pada Malam Pertama (ke 1) :

Allah swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga beliau (ibunda Nabi Muhammad saw), Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam ke 2 :

Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad saw yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Allah swt.

Pada malam ke 3 :

Datang seruan memanggil “Wahai Aminah… sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rasulullah saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah swt.”

Pada malam ke 4 :

Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas.

Pada malam ke 5 :

Sayyidah Aminah bermimpi dengan Nabi Allah Ibrahim as.

Pada malam ke 6 :

Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad saw memenuhi alam semesta.

Pada malam ke 7 :

Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.

Pada malam ke 8 :

Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan “Bahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih Allah swt Pencipta Alam Semesta.”

Pada malam ke 9 :

Allah swt semakin mencurahkan rahmat belas kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah, sakit, dalam jiwa Sayyidah Aminah.

Pada malam ke 10 :

Sayyidah Aminah melihat tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw.

Pada malam ke 11 :

Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad saw.

Malam detik-detik kelahiran Rasulullah, tepat tanggal 12 Rabiul Awwal jam 2 pagi. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Sayyid Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Allah swt di sekitar Ka’bah. Sayyid Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorangpun yang menemaninya.

Tiba-tiba beliau, Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat anggun, cantik, dan jelita diliputi dengan cahaya yang memancar berkemilau serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.

Wanita pertama datang berkata,”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Allah Adam as, ibunda seluruh uamt manusia., aku diperintahakan Allah untuk menemanimu.”

Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira, “Aku adalah istri Nabi Allah Ibrahim as diperintahkan Allah swt untuk menemanimu.”

Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga,”Aku adalah Asiyah binti Muzahim, diperintahkan Allah untuk menemanimu.”

Datanglah wanita ke empat,”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as menyambut kehadiran putramu Muhammad Rasulullah.”

Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Keajaiban berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Allah swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.

Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa yang sangat indah berkilau saling beterbangan.

Detik berikutnya Allah bangun dari singasanaNya dan memerintahkan kepada Malaikat Ridwan agar mengomandokan seluruh bidadari syurga agar berdandan cantik dan rapih, memakai segala macam bentuk perhiasan kain sutra dengan bermahkota emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian syurga yang harum semerbak ke segala arah. lalu trilyunan bidadari itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridwan, terlihat wajah bidadari itu gembira.

Lalu Allah swt memanggil : “Yaa Jibril… serukanlah kepada seluruh arwah para nabi, para rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapih, bahwa sesungguhnya Kekasihku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril… perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu-pintu neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridwan untuk membuka pintu-pintu syurga dan bersoleklah engkau denagn sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasihKu Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril… bawalah trilyunan malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah KekasihKu Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”

Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan trilyunan malaikat. Lalu ibunda Rasulullah saw di bumi, beliau melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih berkilau cahaya mendekati Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Muhammad Rasulullah saw dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw bersujud kepada Allah seraya mengucapkan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Walhamdulillahi katsiro, wasubhanallahibukrotan wa asiilaa.”

Semakin memuncaklah kegembiraan seluruh alam dunia dan semesta dan terucaplah “Yaa Nabi Salam Alaika… Yaa Rasul Salam Alaika… Yaa Habib Salam Alaika… Sholawatullah Alaika.. ”

Matanya bagaikan telah dipakaikan sifat mata, senyum indah terpancar dari wajahnya dan hancurlah berhala-berhala dan bergembiralah semua alam semesta menyambut kelahiran Nabi yang mulia…

Rabu, 30 Maret 2011

KELEBIHAN AL-QUR'AN

Kelebihan Al-Quran

Kelebihan Al-Quran

Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Al-Quran merupakan senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.

Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah (tauhid). Konsep ibadat yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditadbirkan oleh yang Maha Agong agar dapat mengenal sifat-sifatNya yang Unggul.

Di dalam Al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar berlaku sebelum turunnya Al-Quran dan pada masa penurunan Al-Quran. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.

Al-Quran menjelaskan juga persoalan tentang akhir kehidupan manusia, situasi terakhir yang akan dirasai oleh manusia sebelum bumi ini dihancurkan oleh Allah untuk bermulanya hari qiamat dan nasib tiap-tiap insan sama ada ke syurga atau ke neraka.

Sebelum Al-Quran diturunkan ada banyak kitab suci dan suhuf yang diturunkan oleh Allah S.W.T kepada nabi-nabi dan rasul-rasulNya. Antara yang termasyhur ialah kitab Zabur yang diturunkan kepada nabi Daud a.s, kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa a.s, dan kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa a.s tetapi tidak syak lagi bahawa Al-Quran adalah kitab yang paling utama dan termulia di sisi Allah S.W.T.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah s.a.w telah bersabda yang berbunyi:

Dari Aisyah r.a telah bersabda Rasulullah s.a.w:
Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu itu mempunyai kemegahan yang mana manusia berbangga dengannya dan menjadi kemegahan kebanggaan umatku ialah Al-Quran yang mulia.

Al-Quran terpelihara dan susunannya tidak berubah-ubah dan tidak boleh dipinda atau dihapuskan. Walaupun banyak usaha dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk mengubah dan meminda isi kandungan Al-Quran atau memutar belit ayat-ayat dan surah-surah, setiap kali usaha itu dibuat ia tetap dapat diketahui termasuk juga usaha golongan-golongan kuffar.

Al-Quran adalah satu perlembagaan yang lengkap bagi semua aspek kehidupan, mengandungi semua yang dihajati oleh manusia walaupun sebahagian daripada huraiannya tidak terperinci. Tujuannya Allah menyuruh manusia menggunakan fikiran yang sihat dan sempurna untuk mencari dan mengkaji berpandukan saranan yang diberi oleh Allah S.W.T.

Dalam Al-Quran Allah S.W.T berfirman:

Sesungguhnya telah datang kepada kau cahaya kebenaran (Nabi Muhammad s.a.w) dari Allah dan sebuah Kitab (Al-Quran) yang jelas nyata kebenarannya dengan itu Allah menunjukkan jalan keselamatan serta kesejahteraan kepada sesiapa yang mengikut keredhaanNya dan denganya Tuhan keluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada cahaya (iman) yang terang benderang dengan izinNya dan dengannya juga Tuhan menunjukkan mereka ke jalan yang betul dan harus.

(Surah Al-Maidah: 14 &15)


Firman Allah S.W.T lagi:

Kitab Al-Quran ini tidak ada sebarang syak padanya dan ianya menjadi petunjuk bagi orang yang bertaqwa.

(Surah Al-Baqarah: 2)


Sebuah hadis dari Rasulullah s.a.w berbunyi:

Abu Zar r.a berkata bahawa beliau meminta Rasulullah s.a.w memberi satu pesanan yang berpanjangan. Rasulullah s.a.w bersabda:
“Semaikanlah perasaan taqwa kepada Allah kerana ia adalah sumber bagi segala amalan-amalan baik. Aku meminta supaya baginda menambah lagi. Tetapkanlah membaca Al-Quran kerana ia adalah nur untuk kehdupan ini dan bekalan untuk hari akhirat.”

Kita dikehendaki membaca, mendalami dan menghayati isi kandungan Al-Quran kerana ia diturunkan bukan untuk dijadikan perhiasan sahaja, dengan itu kita mendapat faedah yang besar bukan sahaja pahala da keredhaan Allah tetapi juga kegunaan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca Al-Quran dikira sebagai berzikir dan zikir membaca Al-Quran lebih afdal dan utama daripada zikir-zikir yang lain. Oleh itu membaca Al-Quran adalah sebagai ibadat tetapi tidaklah melebihi daripada ibadat-ibadat yang wajib.

Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda:

Semulia-mulia ibadat umatku ialah membaca Al-Quranul Karim ( ibadat yang bukan wajib).

Membaca Al-Quran disifatkan sebagai santapan rohani kepada tiap-tiap orang Islam.



Rasulullah s.a.w bersabda dalam sebuah hadis berbunyi:

Sesungguhnya Al-Quran ini ialah hidangan Allah S.W.T maka hendaklah kamu terima hidangan Allah sebanyak mana yang kamu boleh.

Al-Quran juga merupakan senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.

Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w bersabda:

Daripada Ibnu Umar r.a berkata:
“Rasulullah s.a.w telah bersabda, hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Katanya dengan banyak mengingati mati dan membaca Al-Quran.”




PAHALA MEMBACA AL-QURAN

Allah S.W.T. Yang Maha Pemurah memberi pahala yang amat besar kepada orang yang membaca Al-Quran, tiap-tiap satu huruf ada pahalanya dan tiap-tiap satu ayat pun ada ditentukan pahalanya yang tidak sama antara satu dengan yang lain.

Pahala tiap-tiap huruf Al-Quran dijelaskan dalam sebuah Hadis dari Ibnu Masud r.a dari Rasulullah s.a.w:

Daripada Ibnu Masud r.a telah berkata bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda/;
Barangsiapa membaca satu huruf daripada Kitabullah maka baginya satu kebajikan dan setiap kebajikan sepuluh kali gandanya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.

Mengenai pahala tiap-tiap ayat telah disebut dalam beberapa hadis antaranya yang diriwayatkan daripada Abi Hurairah r.a telah bersabda Rasulullah s.a.w:

Sesiapa yang membaca Al-Quran sepuluh ayat dalam satu malam tidak dimasukkan ke dalam golongan yang lalai.


Sesiapa yang memelihara sembahyang fardu tidak termasuk dalam golongan yang lalai dan sesiapa yang membaca 100 ayat pada satu malam dimasukkan ke dalam golongan yang taat.


Barangsiapa yang mendengarkan satu ayat daripada Al-Quran ditulis baginya satu kebajikan yang berlipat kali ganda dan barang siapa yang membacanya adalah baginya cahaya pada hari Qiamat.

Adapun pahala membaca surah-surah banyak diriwayatkan dalam hadis-hadis Rasulullah s.a.w antaranya:

Sesiapa yang mambaca surah Yasin dipermulaan hari, segala hajatnya bagi hari itu dipenuhi.


Sesiapa yang membaca surah al-Waqiah pada tiap-tiap malam kebuluran/kepapaan tidak akan menima dirinya.

Selain daripada pahala yang disebut sebelum ini, pahala membaca dalam solat dan pahala membaca dengan berwuduk lebihbesar ganjarannya daripada tidak berwuduk. Berpandukan Hadis Rasulullah s.a.w yang panjang dapat disimpulkan seperti berikut:

1. Pahala membaca Al-Quran dalam solat bagi tiap-tiap satu huruf seratus kebajikan.
2. Pahala membaca dengan berwuduk di luar solat bagi tiap-tiap satu huruf sepuluh kebajikan.



KELEBIHAN MEMBACA AL-QURAN

Orang yang selalu membaca Al-Quran semata-mata kerana Allah diberi kelebihan yang tinggi dan berbeza semasa mereka masih hidup ataupun sesudah berada di akhirat di samping kemuliaan yang dikurniakan kepada orang yang membaca Al-Quran kelebihan melimpah juga kepada kedua ibubapanya.

Hadis dari Rasulullah s.a.w yang berbunyi:

Sesiapa yang membaca Al-Quran dan beramal dengan apa yang terkandung di dalamnya, ibubapanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang sinarannya akan melebihi daripada cahaya matahari jika matahari itu berada di dalam rumah-rumahnya di dunia ini. Jadi bayangkanlah bagaimana pula orang yang dirinya sendiri mengamalkan dengannya.

Al-Quran juga dapat memberi syafaat (pertolongan) yang paling tinggi di sisi Allah S.W.T di hari qiamat. Ini berpandukan kepada Hadis Rasulullah s.a.w yang berbunyi:

Tidak ada syafaat yang paling tinggi melainkan Al-Quran yang bukan Nabi dan bukan malaikat dan sebagainya.

Hadis lain daripada Othman Ibnu Affan r.a dari Rasulullah s.a.w yang berbunyi:

Sebaik-baik kamu yang mempelajari Al-Quran dan mengajarnya kepada orang lain.



KERUGIAN MEREKA YANG TIDAK MEMBACA AL-QURAN

Dalam hadis Rasulullah s.a.w baginda ada menyebut tentang orang yang tidak ada langsung membaca Al-Quran dan rongga mulutnya kosong dengan ayat-ayat Al-Quran seperti rumah yang kosong dari penghuni.

Hadis dari Rasulullah s.a.w berbunyi:

Sesungguhnya orang yang tidak ada pada rongganya sedikitpun daripada Al-Quran seperti rumah yang ditinggalkan kosong.



ADAB MEMBACA AL-QURAN

Seseorang yang membaca Al-Quran seolah-olah ia berada di sisi Allah S.W.T dan bermunajat kepadaNya maka hendaklah menjaga adab-adab yang tertentu yang layak di sisi tuhan Yang Maha Agong lagi Maha Mulia. Ulamak-ulamak muktabar telah menggariskan beberapa adab sebagai panduan sepeti berikut:

1. Hendaklah sentiasa suci pada zahir dan batin kerana membaca Al-Quran adalah zikir yang paling afdal (utama) dari segala zikir yang lain.

2. Hendaklah membaca di tempat yang suci dan bersih yang layak dengan kebesaran Yang Maha Agong dan ketinggian Al-Quranul Karim. Para Ulamak berpendapat sunat membaca Al-Quran di Masjid iaitu tempat yang bersih dan mulia di samping dapat menambah kelebihan pahala-pahala iktiqaf.

3. Hendaklah memakai pakaian yang bersih, cantik dan kemas.

4. Hendaklah bersugi dan membersihkan mulut. Melalui mulut tempat mengeluarkan suara menyebut ayat Al-Quran. Hadis Rasulullah s.a.w berbunyi:

· Sesungguhnya mulut-mulut kamu adalah merupakan jalan-jalan lalunya Al-Quran maka peliharalah dengan bersugi.

Berkata Yazid bin Abdul Mallek:
Sesungguhnya mulut-mulut kamu adalah merupakan jalan-jalan lalunya Al-Quran maka peliharalah dengan bersugi.

5. Hendaklah melahirkan di dalam ingatan bahawa apabila membaca Al-Quran seolah-olah berhadapan dengan Allah dan bacalah dalam keadaan seolah-olah melihat Allah S.W.T. Walaupun kita tidak dapat melihat Allah sesungguhnya Allah tetap melihat kita.

6. Hendaklah menjauhkan diri dari ketawa dan bercakap kosong ketika membaca Al-Quran.

7. Jangan bergurau dan bermain-main ketika sedang membaca Al-Quran.

8. Hendaklah berada dalam keadaan tenang dan duduk penuh tertib. Jika membaca dalam keadaan berdiri hendaklah atas sebab yang tidak dapat dielakkan adalah harus.

9. Setiap kali memulakan bacaan lebih dahulu hendaklah membaca Istiazah: (A'uzubillahiminasy-syaitannirrajim).

· Kerana memohon perlindungan dari Allah dari syaitan yang kena rejam.


10. Kemudian diikuti dengan membaca basmallah: (Bismillahirrahmanirrahim).

· Hendaklah membaca Bismillah itu pada tiap-tiap awal surah kecuali pada surah At-Taubah.


11. Hendaklah diulang kembali membaca Istiazah apabila terputus bacaan di luar daripada Al-Quran.

12. Hendaklah membaca dengan Tartil (memelihara hukum Tajwid). Secara tidak langsung menambah lagi minat kepada penghayatan ayat-ayat yang dibawa dan melahirkan kesan yang mendalam di dalam jiwa.

· Firman Allah S.W.T:

Kami membaca Al-Quran itu dengan tartil.

(Surah Al-Furqan: 32)

· Hendaklah kamu membaca Al-Quran dengan tartil.

(Surah Al-Muzammmil: 4)

·

Pengertian Tartil pada bahasa:

Memperkatakan sesuatu perkara itu dengan tersusun dan dapat difahami serta tanpa gopoh-gopoh.

Menurut Istilah Tajwid ialah membaca Al-Quran dalam tenang dan dapat melahirkan sebutan huruf dengan baik serta meletakkan bunyi setiap huruf tepat pada tempat-tempatnya.

Saidina Ali k.w berkata:

Pengertian tartil ialah mentajwidkan akan huruf-huruf Al-Quran dan mengetahui wakaf-wakafnya.


13. Hendaklah berusaha memahami ayat-ayat yang dibaca sehingga dapat mengetahui tujuan Al-Quran diturunkan oleh Allah S.W.T.

· Allah S.W.T. berfirman:

Inilah Al-Quran yang memimpin jalan yang lurus.
(Surah Al-Israi’: 9)

Firman Allah S.W.T.:

Kami turunkan Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang mukminin.

(Surah Al-Isra’: 82)

·
Firman Allah S.W.T. lagi:

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan penuh barakah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
(Surah Sad: 29)


14. Hendaklah menjaga hak tiap-tiap huruf sehingga jelas sebutannya kerana tiap-tiap satu huruf mengandungi sepuluh kebajikan. Hadis dari Rasulullah s.a.w berbunyi:

·
Diriwayatkan dari Tirmizi dari Abdullah bin Masud daripada Rasulullah s.a.w telah bersabda sesiapa yang membaca satu huruf daripada Kitabullah (Al-Quran) maka baginya satu kebajikan dan setiap kebajikan sepuluh kali gandanya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.


15. Hendaklah membaca al-Quran mengikut tertib Mashaf. Dilarang membaca dengan cara yang tidak mengikut susunan kecuali diceraikan surah-surah dengan tujuan mengajar kanak-kanak adalah diharuskan.

16. Hendaklah berhenti mambaca apabila terasa mengantuk dan menguap kerana seseorang yang sedang membaca Al-Quran ia bermunajat kepada Allah dan apabila menguap akan terhalang munajat itu kerana perbuatan menguap adalah dari syaitan.

· Berkata Mujahid:
Apabila kamu menguap ketika membaca Al-Quran maka berhentilah dari membaca sebagai menghormati Al-Quran sehingga selesai menguap.


17. Hendaklah meletakkan Al-Quran di riba atau di tempat yang tinggi dan jangan sekali-kali meletakkannya di lantai atau di tempat yang rendah. Sabda Rasulullah s.a.w berbunyi:

· Ubaidah Mulaiki r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:
“Wahai kaum ahli-ahli Al-Quran jangan gunakan Al-Quran sebagai bantal tetapi hendaklah kamu membacanya dengan teratur siang dan malam.”


18. Hendaklah memperelokkan bacaan dan menghiaskannya dengan suara yang baik.

· Sabda Nabi s.a.w dalam sebuah hadis:

Telah bersabda Nabi Muhammad saw, hiasilah Al-Quran dengan suara-suara kamu.


19. Setiap bacaan hendaklah disudahi dengan membaca:

· (Sadaqallahul’azim).


20. Disunatkan berpuasa di hari khatam Al-Quran dan diikuti dengan mengumpul ahli keluarga dan sahabat handai bersama-sama di dalam hari khatam Al-Quran. Dalam sebuah hadis ada menjelaskan kelebihan orang yang telah khatam Al-Quran menerusi sebuah hadis yang berbunyi:

· Telah bersabda Nabi Muhammad s.a.w, sesiapa yang telah khatam Al-Quran baginya doa yang dimakbulkan.




Di pos oleh Arbain bin Muhayat pada 02 January 2009