Jumat, 15 April 2011

BESARNYA DOSA FITNAH

May 31, 2010

“Yang banyak mencela,yang kian ke mari menghamburkan fitnah”

( Q.S AL QALAM [68] :11 )

Salah satu penyakit lisan yang berbahaya dan harus diwaspadai adalah fitnah.Dalam terminologi syar’i, fitnah disebut dengan An Namimah.Yaitu menyebarkan-nyebarkan berita di antara manusia untuk memburuk-burukan seseorang dan menanamkan permusuhan,kebencian dan kedengkian.Menyebarkan isu dan gossip termasuk dalam katagori fitnah.Ia merupakan akhlak tercela yang membuat dua orang teman akrab menjadi bermusuhan, memporakporandakan hubungan sepasang suami istri dan menjadikan dua orang bersaudara seperti orang asing yang tak salingh kenal.Pemfitnah itu bak lalat yang menyebarkan bakteri penyakit kemana-mana.

Asbab Nuzul Ayat

Ayat diatas merupakan petikat sifat orang yang memusuhi da’wah Rasulullah saw dan para sahabatnya,yang dilarang oleh Allah swt untuk diikuti.Lebih lengkapnya, Allah swt berfirman, “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela,yang kian ke mari menghambur fitnah,yang sangat enggan berbuat baik,yang melampaui batas lagi banyak dosa,yang kaku kasar,selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak” (Q.S QALAM [68]: 10-14 ).

Para mufassir berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dalam ayat tersebut.Ada yang berpendapat,bahwa orang tersebut adalah Al Akhnas bin Syariq Ats Tsaqafi,rekan Bani Zahrah.Pendapat lain mengatakan,ayat diatas turun untuk Al Aswad bin Abd Yaghuts Az Zuhri. Tapi yang mashyur,bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah Al Walid bin Al Mughirah (Lihat:tafsir Ibnu Jarir XII/184 dan 186, Tafsir Ibnu Katsir V/124-125 dan Tafsir Al Munir XXIX/50-51 ).

Tidak terlalu penting bagi kita persisnya siapa yang dimaksud ayat diatas.Yang penting,bahwa mereka bertiga,dan terutama Al Wahid bin Al Mughirah,adalah orang-orang yang berada di garda terdepan dalam menyebar fitnah. Mereka memiliki track record terburuk dalam mebuat maker terhadap Rasulullah saw dan orang-orang yang beriman.Mereka selalu menghadang arus da’wah dan menghalangi semua program dan aktivitas di jalan Allah.Dan mengingat relevansi Al-Quran untuk semua zaman dan makan (tempat),maka ancaman bagi mereka tentu juga berlaku siapa saja yang memusuhi dan memerangi da’wah dan aktivis da’wah dimana saja dan kapan saja.

Ancaman bagi Penyebar Fitnah

Sesungguhnya fitnah adalah perbuatan yang sangat kejam.Wal fitnatu asyaddu mina’l qatl,dan fitnah itu lebih kejam dan lebih besar bahaynya dari pembunuhan.Demikian penegasan Allah swt dalam QS Al Baqarah (2) ayat 191.

Sebab,pengaruh fitnah sangat besar dan dampaknya sangat luas.Jika gelombang tsunami memporakporandakan satu wilayah provinsi. Maka, fitnah dapat membuat gempar seluruh pelosok negeri.Bahkan dunia pun bisa digoyang dengan fitnah,jika melihat kecanggihan teknologi saat ini.

Contoh paling akurat adalah fitnah yang dihembuskan secara sistemis dan terencana oleh pemerintah Amerika di bawah kepemimpinan George W Bush terhadap rakyat Irak;yaitu bahwa pemerintah Irak memiliki senjata nuklir yang berbahaya.Miliyaran dolar Amerika menguap percuma untuk mendukung fitnah ini.Jutaan barel minyak dirampas dari negeri islam ini.Ratusan pendudk muslim Irak terbunuh dan ribuan tentara Amerika dan sekutu menjadi ,tumbal’ korban fitnah ini.Dunia gonjang ganjing oleh fitnah ini,rakyat Irak sampai detik ini masih menderita.Perang saudara pun meletus tersulut oleh fitnah ini.Barangkali inilah fitnah terbesar abad ini yang menghabiskan biaya termahal dan menelan korban terbanyak.

Karena itu, pantaslah jika penyebar fitnah diancam dengan berbagai macan ancaman, di antaranya:

1.Diberi gelar “Manusia Terburuk”

Karena sering memburuk-burukan orang lain, maka penyebar fitnah diberi gelar oleh Rasulullah saw dengan seburuk-buruk manusia.Beliau bersabda,”Inginkah kalian aku beritahukan mansia terburuk diantara kalian?” Para sahabat menjawab:Ya. Beliau saw bersebda,”Yaitu orang-orang yang ke sana ke mari menyebar fitnah,yang memecah belah di antara orang yang saling mencintai dan meniupkan aib kepada orang-orang yang tidak berdosa/bersalah”. (HR Ahmad).

2.Disiksa di alam kubur

Suatu ketika Rasulullah saw melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda “Sesungguhnya keduanya saat ini sedang disiksa,dan keduanya tidak disiksa karena melakukan dosa besar.Adapun salah seorang dari keduanya , dulunya berjalan (kesana kemari) menghambur fitnah. Sedangkan yang satunya tidak bersih selesai kencing.” (HR Bukhori dan muslim).

Bagi kebanyakan orang ,kedua perbuatan tersebut dianggap sepele.Tapi,ternyata dapat membuat pelakunya sengsara dialam kubur.

3.Tidak akan masuk surga

Sungguh merana dan sengsara sekali orang yang suka menyebar fitnah,gosip dan isu.Sebab,ia diharamkan menikmati berbagai macam kenikmatan abadi di surge. Nabi SAW bersabda,”Tidak akan masuk surga Nammaam ( orang yang suka menyebar fitnah )” (HR Bukhari dan Muslim).

KIAN MENEPIS FITNAH

Ada beberapa motivasi orang menyebarkan fitnah.Diantaranya,ia mengingikan keburukan bagi obyek berita/informasinya.Atau sekedar iseng dan sengaja berbuat berbuat batil dengan fitnah itu.

Maka,ketika kita mendengar atau menerima suatu berita yang memfitnah ,kita wajib menepisnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Jangan percaya dengan penyebar fitnah,sebab ia adalah fasik sebagaimana firman Allah swt, “Hai orang-orang yang beriman,jika dating kepadamu orang fasik membawa suatu berita,maka periksalah dengan teliti,agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui..” (QS Al Hujuraat [49] :6 ).
2. Nasehatilah dia dan sampaikan kepadanya bahwa perbuatannnya itu jahat dan kejam.
3. Bencilah ia karna Allah karena ia dibenci disisi Allah.
4. Jangan cepat berburuk sangka terhadap saudara kita atau orang yang menjadi obyek fitnah karena ini pertanda iman.Allah swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa..” (QS Al Hujuraat : 12 ).
5. Jangan sampai apa yang diceritakan kepada kita membawa kita untuk tajassus (mencari-cari kesalahan) orang lain,karena Allah melarang hal ini, “ Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” ( QS Al Hujuraat : 12 ).
6. Jangan ridho larangan kita kepada pelaku fitnah itu terjadi kepada kita.Maka,jangan sampai kita menceritakan fitnah itu kepada orang lain sehingga kita pun akhirnya terjebak pada dosa yang sama.
7. Hendaknya kita selalu memikirkan setiap dampak dari ucapan sehingga tidak mengatakan kecuali baik.Dari sini kita bisa membenarkan ungkapan bahwa diam itu adalah emas.Sebab, Nabi saw juga telah menegaskan hal ini dalam sabdanya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya ia mengatakan yang baik atau hendaknya ia diam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Posted by fenni14

1 komentar: